[BACA BUKU] Jalur Rempah Nusantara - Lada Jawa dan Kayu Manis Kalimantan Yang Kian Sirna


Ini review suka-suka.

(tw // mengandung spoiler, harap membaca dengan sepenuh kesadaran)


Judul : Lada Jawa dan Kayu Manis Kalimantan Yang Kian Sirna
ISBN : 978-623-241-266-8
Tim Penyusun : Litbang Kompas/Yoan Oktaviani
Penerbit         : Penerbit Buku Kompas
Cetakan         : 2020
Tebal : 64 halaman
Harga : Rp89.000,-


Jadi, saya mengawali tahun 2021 dengan serba lada. Dimulai dengan Di Tanah Lada, lanjut ke Jalur Rempah Nusantara. Beberapa hari yang lalu saya baru tahu kalau ternyata Jalur Rempah Nusantara merupakan buku serial. Selain Lada Jawa dan Kayu Manis, masih ada enam buku lain yang membahas tentang rempah-rempah di Indonesia. Bahkan ada juga portal resmi Jalur Rempah, yang sebenarnya saya kurang paham apakah ini masih satu kesatuan proyek dengan serial bukunya atau tidak. Saya baru sekadar lihat-lihat judul di portal tersebut dan kalau diamat-amati memang sepertinya masih berhubungan dengan Jalur Rempah versi buku, soalnya masih satu penerbit yaitu Kompas. Entah ini sebenarnya proyek apa, tapi saya suka.

Sebelumnya saya tidak pernah merencanakan buku apa yang mau dibaca di awal tahun, tidak pula merencanakan tema bacaan tertentu. Hanya saja, ketika menyaksikan ada banyak orang yang pamer mengawali tahun ini dengan buku bacaan tertentu, saya jadi terpengaruh juga. Nasib, sering jadi korban iklan memang. Singkat kata, ya saya sengaja membaca buku serba lada dalam kurun waktu Januari-Februari 2021.

Sejak lama saya punya ketertarikan dengan sesuatu yang berbau alam atau kembali ke alam atau semua yang serba alam dan alami pokoknya. Ketertartikan itu semakin membesar ketika menemukan Little Forest dan Li Ziqi di tahun 2018. Saya iri dengan bagaimana Hye Won di Little Forest Korea bisa makan dari apa-apa yang ia tanam sendiri, demikian pula dengan Ichiko di Little Forest Jepang. Saya iri dengan Li Ziqi dari negeri Cina yang bisa membuat apa saja dari tangannya sendiri, entah itu barang perkakas rumah tangga, pakaian, menu makan sehari-hari, jajanan, semua-muanya.

Karena itu, saya tergerak mengenali lebih banyak rempah-rempah di Indonesia. Buat saya, serial buku Jalur Rempah Nusantara seperti oase di padang tandus dunia perbukuan. Meski sebenarnya juga tidak cukup memenuhi ekspektasi saya. Saya maunya baca buku yang membahas detail rempah-rempah mulai dari nama hingga gambar yang menarik serta keterangan yang jelas. Ngelunjak, ya, tapi itu karena memang beneran saya masih buta tanaman jadi maunya tahu dari akar. Dan sampai sekarang saya belum menemukan buku yang seperti itu. Kalau ada rekomendasi bisa tolong kasih tahu di komen, ya, terima kasih.

Jalur Rempah Nusantara sepertinya adalah kumpulan artikel di koran Kompas rubrik litbang, mungkin. Ada tanggal-tanggal terbit yang menyertai di akhir tulisan. Selain itu juga khas tulisan liputan. Nah, di situ mereka khusus membahas kondisi terkini rempah-rempah. Total ada delapan artikel. Artikel tentang lada ditulis pada tahun 2017, sementara artikel tentang kayu manis waktu penulisannya lebih beragam yaitu pada kisaran tahun 2000-2017. Meski di buku ini hanya ada sedikit foto, tetapi fotonya bagus. Maksud saya, angle-nya bagus dan gambarnya berwarna.

Membaca hal-hal semacam ini sebenarnya semakin membuat sakit hati. Seperti sedang menyaksikan kepunahan makhluk hidup. Seperti melihat orang yang kita sayangi mati pelan-pelan, tapi tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatnkannya.

Dulu lada pertama tiba di Indonesia melalui Banten di Pulau Jawa, tapi sekarang yang terlihat hanya jejak-jejaknya saja. Daerah yang lebih dikenal kaya lada adalah Lampung, tanah yang dulu memang jadi wilayah perluasan pengembangan lada.

Sementara kayu manis di Kalimantan mulai ditinggalkan warga karena harganya tak sebanding dengan proses tanam dan perawatan. Apalagi kita hari-hari ini juga semakin meninggalkan penggunaan rempah-rempah. Mereka pun beralih ke pohon karet yang dianggap lebih menjanjikan secara ekonomi.

Namun, saya suka bagaimana buku ini diakhiri dengan artikel tentang warga yang mengolah sirup kayu manis. Sebuah cara yang dilakukan untuk menambah nilai dan menarik konsumen sehingga keberlangsungan kayu manis bisa dipertahankan. Mereka seakan mau mengatakan kepada kita agar jangan berputus asa bagaimanapun keadaannya.



hn.

Comments